Jika malam bertepuk redup
Akan aku cari kunang tuk tertangi
Walau hanya sebait cahaya yang tak berarti
Namun itu persembahan ku untukmu
Suaramu selalu meremukkan hatiku, seperti suara bidadari surga
Mentari yang berujung malam bersama sayapku yang kelam kan hilang
Wahai sang pendekar sekolah
Engkau torehkan kreatifitasmu untuk memajuhkan sekolah tercinta ini
Berjuang dalam kesunyian, dan biarkan kesuksesan kita menggema diseluruh dunia
Ribuan bintang yang indah selalu menemani malam
Juga sebuah bulan yang terang menerangi gelapnya malam
Dan engkau bagaikan rembulan yang tak pernah padam disaat kegelapan
Wajahmu menawan ketika ku melihatmu kak
Engakau bagaikan rembulan yang bersinar dimalam hari
Aku gak ingin lihat air mata dipipimu
Karena aku gak mau lihat kamu sedih
Redupkanlah cahayamu dewi malamku
Jika ku nyalakan cinta suciku
Wahai sang putri impianku
Kelak engkau yang kan menuntunku untuk mengukir prestasi
Saat ku lihat pertama kali wajahmu sangat indah menawan
Kau ku segani, namun hanya kusimpan dalam hati
Wajahmu bagaikan mentari yang selalu menyinariku
Pejaman matamu layaknya rembulan yang bersinar
Senyummu menawan, bak seikat bunga mawar yang merekah
Dan namamu kan selalu terukir indah dalam bait syairku
Maafkan segala kesalahanku ibu
Meskipun aku sering membuatmu kecewa dan marah
Ingin ku bahagiakan dirimu
Sebelum kafan membalutmu