Minggu, 09 November 2014

CERPEN (HARI MENETAS)



Siang itu matahari sedang terik-teriknya. Dini dan teman-temannya berkupul dimeja kantin, mereka semua selalu membuat ramai kantin sekolah. Namun siang itu suasana kantin sedikit berbeda, Dini merasa teman-temannya bertingkah aneh kepadanya. Lama-lama Dini gerah dengan tingkah semua temannya, akhirnnya ia memutusan untuk kembali kekelas mengajak teman sebangkunya yaitu Dela. Merekapun kembali kekelas dengan tingkah Dela yang juga aneh.
Saat sampai dikelas Dini bingung kenapa banyak teman-temannya yang berkumpul dibangkunya. “ Eh ngapain kalian pada ngumpul disini, sana aku mau duduk!” tegas Dini. Gadis setengah manja ini memang sedikit pemarah, tapi teman-temannya banyak yang suka dengannya  karena mereka menailai Dni sebagai seorang yang selalu riang, jarang terlihat sedih, tingkhnya pun heboh dan sedikit usil, itu yang membuat Dini berbeda dengan anak-anak lainnya.
“teettt…teettt…teett” bel pulang berbunyi. Dini segera menuju gerbang, karena seperti biasa ibunya sudah menunggu untuk pulang. Baru saja keluar kelas, Dela memotong langkah sahabatnya untuk ikut serta bersamanya menuju parkir mengambil sesuatu. Dini sempat menolak ajakan sahabatnya itu, karena ia takut membuat ibunya kecewa karena menunggu digerbang terlalu lama. Nmaun akhirnya Dini mengikuti temanya itu.
Dini      : “Loh kenapa kalian ada disini? Kalian kan gak bawa motor?” Dini bingung dan mulai curiga.
Dela     : “Apa sih kamu, mereka hanya ingin menemanimu sayang, supaya kamu nanti kembali kepintu utama tidak sendiri”
Dini      : “Masak seperti itu? Ah mana mungkin, tak niasanya kalian seperti ini. Sudahlah aku bingung dengan tingkah kalian semua hari ini. Seharian ini kalian cuekin aku, bikin aku kesal,  sekarang kalian ngikutin aku semua! Apa sih mau kalian?” Dini mulai marah.
Fika     : “Eh Din, kamu itu kenapa marah-marah gak jelas, dicuekin marah, dibaikin marah, dasar kamu Din cewek super aneh!” pertegas Fika.
Santi    : “Tau nih, kamu itu jangan semaunya sendiri kenapa, kamu itu jangan semena-mena sama kita, kita juga punya perasaan” sahut dari salah seorang temannya.
Dini      : “Kalian kok jadi nyalahin aku, aku salah apa?” Dini merasa bersalah dan mengeluarakan setetes air mata.

Tiba-tiba seorang lelaki yang parasnya sunggu menawan, muncul dari balik sebuah mobil hitam dibelakang Dini. Laki-laki itu membawa sebuah kue tart yang bertuliskan “Happy Birthday Andini J” dengan  2 buah lilin yang melambangkan usia Dini. Ia pun terkejut dan terharu, dia bertanya-tanya tentang semua itu. Dini juga tersipu malu seakan-akan dia tidak bisa berkutik dari tempat berdirinya saat itu. Dela mendekati sahabatnya sambil memeluknya dan berkata “Selamat hari menetas ya sayang, maafkan tingkahku yang membuatmu tidak nyaman seharian ini”. Dini terharu dan meneteskan air mata, seketika itu teman lainnya juga memeluk gadis yang sedang berulang tahun hari itu, juga mengucapkan selamat.
Ardi   : “E`eehemm... kayaknya aku dicuekin nih” celetuk pria yang tadinya membawa kue dari balik mobil, dan ternyata pria itu mantan kekasih Dini yang selama ini masih menyimpan rasa untuknya.
Dela   : “Oh iya, sampai lupa ada someone yang sudah menunggu, hehehee” gurau Dela.
Dini    : “Ah apaan sih kalian ini, udah ya aku mau pulang. Ibu sudah menungguku”

Ardi menatap Dini penuh kasih, dia mengucapkan selamat padanya. Santi segera menyalakan lilin dan meminta Dini meniupnya dan make a wish sebelumnya. Setelah itu Fika  mengambil cream dan mengusap pada muka temannya yang saat itu usianya genap 16 tahun, keramaian pun terjadi diparkir sekolah. Fika, Dela dan 5 teman lainnya termasuk Ardi mengantar Dini pulang. Karena ibu Dini sebelumnya sudah diminta Ardi untuk tidak menjemputnya. Ya, Ardi memang sudah begitu dekat dengan  ibu dari mantan kekasihnya itu. Sesampai dirumah sebuah kue yang terletak dimeja ruang tamu menyambut kedatangan Dini dan teman-temannya. Dan ternyata kue itu pemberian ibunya, ruang tamu rumah Dini menjadi tempat pesta kecil bersama teman-temannya.
Keesokan harinya Dini sudah membuat janji dengan teman-teman sekelasnya akan berkumpul kesebuah rumah makan yang akan menjadi tempat perayaan ulang tahun Dini, kebetulan hari itu hari minggu. Sebanyak 15 anak yang menghadri undangan Dini, karena ia memang mengundang sebagian dari teman sekelasnya, mereka semua  bersenang-senang. Setelah acara makan-makan selesai, semua menuju rumah Dini. Adonan tepung tapioka, telur, kopi, es teh, dll dicampur menjadi satu, lalu semua itu disiramkan ketubuh Dini.
Suasana yang begitu mengharukan, keceriaan begitu terpampang pada wajah mereka semua. Kebahagiaan itu akan selalu terukir dalam hati mereka, sungguh akan menjadi sebuah kenangan tersendiri pada diri Dini.

by : Alfiah Vivi Ervina