Siang
itu matahari sedang terik-teriknya. Dini dan teman-temannya berkupul dimeja
kantin, mereka semua selalu membuat ramai kantin sekolah. Namun siang itu
suasana kantin sedikit berbeda, Dini merasa teman-temannya bertingkah aneh
kepadanya. Lama-lama Dini gerah dengan tingkah semua temannya, akhirnnya ia
memutusan untuk kembali kekelas mengajak teman sebangkunya yaitu Dela.
Merekapun kembali kekelas dengan tingkah Dela yang juga aneh.
Saat
sampai dikelas Dini bingung kenapa banyak teman-temannya yang berkumpul
dibangkunya. “ Eh ngapain kalian pada ngumpul disini, sana aku mau duduk!” tegas
Dini. Gadis setengah manja ini memang sedikit pemarah, tapi teman-temannya
banyak yang suka dengannya karena mereka
menailai Dni sebagai seorang yang selalu riang, jarang terlihat sedih,
tingkhnya pun heboh dan sedikit usil, itu yang membuat Dini berbeda dengan
anak-anak lainnya.
“teettt…teettt…teett”
bel pulang berbunyi. Dini segera menuju gerbang, karena seperti biasa ibunya
sudah menunggu untuk pulang. Baru saja keluar kelas, Dela memotong langkah
sahabatnya untuk ikut serta bersamanya menuju parkir mengambil sesuatu. Dini
sempat menolak ajakan sahabatnya itu, karena ia takut membuat ibunya kecewa
karena menunggu digerbang terlalu lama. Nmaun akhirnya Dini mengikuti temanya
itu.
Dini : “Loh kenapa kalian ada disini? Kalian
kan gak bawa motor?” Dini bingung dan mulai curiga.
Dela : “Apa sih kamu, mereka hanya ingin
menemanimu sayang, supaya kamu nanti kembali kepintu utama tidak sendiri”
Dini : “Masak seperti itu? Ah mana mungkin, tak
niasanya kalian seperti ini. Sudahlah aku bingung dengan tingkah kalian semua
hari ini. Seharian ini kalian cuekin aku, bikin aku kesal, sekarang kalian ngikutin aku semua! Apa sih
mau kalian?” Dini mulai marah.
Fika : “Eh Din, kamu itu kenapa marah-marah gak
jelas, dicuekin marah, dibaikin marah, dasar kamu Din cewek super aneh!”
pertegas Fika.
Santi : “Tau nih, kamu itu jangan semaunya sendiri
kenapa, kamu itu jangan semena-mena sama kita, kita juga punya perasaan” sahut
dari salah seorang temannya.
Dini : “Kalian kok jadi nyalahin aku, aku salah
apa?” Dini merasa bersalah dan mengeluarakan setetes air mata.
Tiba-tiba
seorang lelaki yang parasnya sunggu menawan, muncul dari balik sebuah mobil
hitam dibelakang Dini. Laki-laki itu membawa sebuah kue tart yang bertuliskan
“Happy Birthday Andini J” dengan
2 buah lilin yang melambangkan usia Dini. Ia pun terkejut dan terharu,
dia bertanya-tanya tentang semua itu. Dini juga tersipu malu seakan-akan dia
tidak bisa berkutik dari tempat berdirinya saat itu. Dela mendekati sahabatnya
sambil memeluknya dan berkata “Selamat hari menetas ya sayang, maafkan
tingkahku yang membuatmu tidak nyaman seharian ini”. Dini terharu dan
meneteskan air mata, seketika itu teman lainnya juga memeluk gadis yang sedang
berulang tahun hari itu, juga mengucapkan selamat.
Ardi : “E`eehemm... kayaknya aku dicuekin nih”
celetuk pria yang tadinya membawa kue dari balik mobil, dan ternyata pria itu
mantan kekasih Dini yang selama ini masih menyimpan rasa untuknya.
Dela : “Oh iya, sampai lupa ada someone yang sudah
menunggu, hehehee” gurau Dela.
Dini : “Ah apaan sih kalian ini, udah ya aku mau
pulang. Ibu sudah menungguku”
Ardi
menatap Dini penuh kasih, dia mengucapkan selamat padanya. Santi segera
menyalakan lilin dan meminta Dini meniupnya dan make a wish sebelumnya. Setelah
itu Fika mengambil cream dan mengusap
pada muka temannya yang saat itu usianya genap 16 tahun, keramaian pun terjadi
diparkir sekolah. Fika, Dela dan 5 teman lainnya termasuk Ardi mengantar Dini
pulang. Karena ibu Dini sebelumnya sudah diminta Ardi untuk tidak menjemputnya.
Ya, Ardi memang sudah begitu dekat dengan
ibu dari mantan kekasihnya itu. Sesampai dirumah sebuah kue yang
terletak dimeja ruang tamu menyambut kedatangan Dini dan teman-temannya. Dan
ternyata kue itu pemberian ibunya, ruang tamu rumah Dini menjadi tempat pesta
kecil bersama teman-temannya.
Keesokan
harinya Dini sudah membuat janji dengan teman-teman sekelasnya akan berkumpul
kesebuah rumah makan yang akan menjadi tempat perayaan ulang tahun Dini,
kebetulan hari itu hari minggu. Sebanyak 15 anak yang menghadri undangan Dini,
karena ia memang mengundang sebagian dari teman sekelasnya, mereka semua bersenang-senang. Setelah acara makan-makan
selesai, semua menuju rumah Dini. Adonan tepung tapioka, telur, kopi, es teh,
dll dicampur menjadi satu, lalu semua itu disiramkan ketubuh Dini.
Suasana
yang begitu mengharukan, keceriaan begitu terpampang pada wajah mereka semua.
Kebahagiaan itu akan selalu terukir dalam hati mereka, sungguh akan menjadi
sebuah kenangan tersendiri pada diri Dini.
by
: Alfiah Vivi Ervina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar